Kamis, 09 Juni 2022

BAURAN PEMASARAN DAN STP ( SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING)

 Bauran pemasaran

Produk
Beberapa varian rasa yang ditawarkan, yaitu espreso, americano, coffe late, capucino, praffe. kami akan meluncurkan varian baru pada pekan yang akan datang yaitu varian cortaddo dan white flate dengan ukuran small dan large.

Harga 
Kopi bisa di beli sesuai keinginan konsumen dengan all varian ukuran small  hanya 10.000 per gelasnya, medium 15,000 dan ukuran large hanya Rp. 20.000 all varian rasa.

Promosi 

Media promosi yang digunakan adalah media sosial seperti instagram, facebook, tiktok. dianggap paling ampuh untuk menyasar target massa yang sangat luas. Sementara itu, media sosial dipakai karena target konsumen yang dipilih adalah remaja dan dewasa muda.


Saluran distribusi
Tak sulit menemukan produk ini karena dapat dibeli di hampir semua flatform seperti gofood, grabfood, shoope food tersedian Kemudahan akses ini berkat keputusan perusahaan yang berani untuk menambah jumlah produksi demi menutup pasokan ke banyak tempat.


2. STP ( segmentasi, targeting, positioning)


SEGMENTASI
Dalam segi demografis untuk kopi ini sendiri sudah banyak sekali peminatnya tetapi kedai kopi ini berbeda, mungkin jika para pencinta kopi sudah bosan dengan suasana ngopi disini kami menyediakan tempat yang berbeda dan kami menyediakan buku gratis untuk dibaca . dalam segi demografis saat ini mungkin akan membuat satu kedai kopi tapi setelah itu saya akan memperluas cabang kedai kopi ini untuk di daerah daerah besar agar para pencinta kopi bisa menikmati dan merasakan kenyamanan dalam meminum kopi.


TARGETING
 

Target konsumen

Target pasar untuk coffe talk ini adalah semua kalang yang mencintai nikmatnya rasa kopi mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran. semua kalangan bisa meminum coffe ini karna kita akan racik senikmat mungkin.


Target pasar

Target pemasaran saya adalah tahap awal kami akan menargetkan pasar di area kampus. Area kampus dipilih karena dosen serta mahasiswa umumnya pada jam kuliah siang sudah tidak terlalu bersemangat seperti saat pagi hari. Selain itu, dengan berbagai macam tugas terkadang membuat mahasiswa membutuhkan kopi untuk membantu agar tidak mengantuk. Kemudian masyarakan umum dari menengah kebawah sampai menengah keatas karna disini kami ingin memanjakan para pencinta kopi dengan rasa yang nikmat tentu juga hemat. Karena di coffe shop saya menyediakan beberapa ukuran gelas yang kami sajikan mulai dari small, medium sampai large. Harga untuk menu kopi saya mulai dari Rp. 10.000 dengan ukuran small, Rp. 15.000 untuk ukuran medium dan Rp. 20.000 untuk ukuran large.


Target promosi
Seiring dengan majunya perkembangan jaman dan meningkatnya jumlah pengguna internet di berbagai belahan dunia, tentunya kami akan memanfaatkan facebook, twitter, dan YouTube untuk memperkenalkan brand produk atau merek coffe shop kami di dunia maya. Dan juga kami akan mengadakan sebuah kompetisi melalui situs jejaring sosial. kompetisinya adalah kami tantang konsumen untuk berlomba-lomba menjadi yang pertama dalam memposting foto menu minuman yang ada di tempat kami pada Twitter dengan mencantumkan nama kedai kopi kami pemenangnya akan kami beri gratis minum kopi di coffe shop kami.

.
Position
Nongkrong hemat, nikmat tapi sehat. Yang artinya para consumen bisa nongkrong dan bersantai dengan merasakan nikmatnya kopi tanpa haruh mengeluarkan budget yang mahal tetapi bermanfaat bagi kesehatan juga tidak hanya itu konsumen pun akan mendapatkan fasilitas free wifi, live music dan memberikan buku bacaan yang dapat menghilangkan rasa penat setelah melakukan aktifitas.

 

Jumat, 20 Mei 2022

tugas uts kwu

 

PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).

Para mahasiswa dan pekerja sangat identik dengan yang namanya suntuk, galau, resah, dan gelisah, baik karena tugas, organisasi, meeting, dan pihak-pihak lain yang bersangkutan. Saat ini menikmati kopi tidak hanya merupakan sekedar kebutuhan tetapi sudah menjurus ke arah gaya hidup yang banyak dijalani oleh para kaum muda maupun kalangan eksekutif,oleh karena itu saya membuka coffee talk diperuntukan bagi segala kalangan baik mahasiswa maupun pekerja untuk  refreshing dari penatnya berbagai aktivitas yang telah di jalani dengan nuansa santai dengan di temani secangkir kopi merupakan moment yang pas untuk nongkrong dan berbagi cerita bersama teman, kolega, konsumen, pasangan, dan lain-lain.

Bisnis ini didirikan karena kegemarana dan kecintaan saya kepada kopi dan nongkrong di coffe shop. Coffe talk yang aka didirikan di wilayah tangerang sebrang kampus ESA UNGGUL citra raya, dengan konsep nongkrong hemat, sehat dan bermanfaat. Dengan harga yang bersahabat di kalangan mahasiswa dan memberikan berbagai fasilitas kepada pengunjung sepeti fasilitas alat musik, panggung, wifi, ruangan yang nyaman dan bersih dan mini liblary. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengunjung terutama bagi mahasiswa.

Coffee talk didirikan untuk kalangan muda yang gemar akan berbagai varian kopi dari yang original sampai americano, dan bagi kalangan muda dan pekerja yang membutuhkan tempat meeting, bersantai, mengerjakan tugas, maka coffe talk adalah tempak yang sangat di rekomendasikan dan menjadi solusi dalam memilih tempat.

1.1   Problem

Berdasarkan survey yang saya lakukan Pada saat ini banyak orang yang menginginkan sebuah tempat nongkrong/ hangout, meeting, nugas, yang cozy dan sesuai selera mereka, terutama kalangan pelajar dan mahasiswa. Para mahasiswa identik dengan namanya suntuk,galau, resah, gelisan baik karena tugas yang numpuk, organisasi, dosen , dan pihak lain yang bersangkutan. Maka dari pada itu saya membuka coffee talk di rancang untuk kalangan anak muda dan mahasiswa untuk refreshing dari penatnya berbagai aktivitas yang telah di jalani dengan nuansa santai dengan di temani secangkir kopi merupakan momen yang pas dan hangat untung nongkrong atau bersantai dan berbagi keluh kesah bersama teman, pasangan dan lain lain.

 

1.2   Solution

Maka dari itu saya akan membuat coffe shop dengan pembuatan yang berbeda agar orang yang menyukai minuman ini tidak merasa bosan karena banyaknya kalangan masyarakat yang menyukai minuman ini, maka saya akan berusaha memberikan kualitas danmutu yang baik yang harganya relatif murah bagi semua kalangan masyarakat. Dengan harga yang bersahabat kedai kopi ini memberikan berbagai fasilitas khususnya buku bacaan untuk menemani pengunjung yang gemar membaca baik fiksi maupun non-fiksi. Kami memilih buku sebagai fasilitas utama dalam perusahaan ini karena mengingat minat baca para anak muda jaman sekarang ini menurun, dan Kami berharap dengan adanya kedaikopi ini bisa meningkatkan minat baca Mereka.

1.3   Opportunity

Coffee talk didirikan untuk kalangan muda yang gemar akan berbagai varian kopi dari yang original sampai americano, dan bagi kalangan muda dan pekerja yang membutuhkan tempat meeting, bersantai, mengerjakan tugas, dan membaca buku maka coffe talk adalah tempak yang sangat di rekomendasikan dan menjadi solusi dalam memilih tempat.

 

2. analisis internal dan eksternal

2.1 analisis VRIO coffe talk

Resources or capability

valuable

Rare

Inimitable

Organized

Competitive implication

Costoumer service

Yes

No

No

yes

Temporary advantage

Selling skill

yes

No

No

No

Un used advantage

Reputation

Yes

Yes

Yes

yes

Sustain advantage

Comitmen

yes

yes

yes

yes

Sustain advantage

 

 

2.2 ANALISIS SWOT COFFE TALK

A. strenght ( kekuatan )

                Harga terjangkau

Harga terjangkau merupakan salah satu strategi perusahaan saya penjualan dengan harga terjangkau, harga yang mampu di raih semua kalangan. Apabila anak sekolah atau mahasiswa yang mendapatkan uang saku yang terbatas dari orang tua mereka, maka jika mereka ingin sekedar bersantai atau mengerjakan tugas maka coffee talk adalah tempat yang tepat karena kami menyajikan minuman dan makanan ringan dengan harga yang murah sekitar Rp.10.000 sampai Rp.25.000 dan bisa menggunakan fasilitas wifi.

                Kualitas produk

Selain harga yang terjangkau saya pastinya memberikan kualitas yang terjamin dengan baik, sumber bahan baku yang saya proleh dari produsen kopi dan minum- minuman yang sudah terjamin dari kesehatan maupun kebersihan produk.

                Fasilitas

Kenyamanan konsumen akan di capai jika fasilitas yang di berikan secara lengkap, maka daripada itu menjadi prioritas usaha saya. Di coffee talk memberikan fasilitas parkiran yang luas dan aman, seluruh area coffe talk free wifi, mushola bagi umat muslim yang ingin menjalankan ibadah shalat kamar kecil secara terpisah untuk perempuan dan laki laki, rak rak buku, suhu ruangan yang terjaga.

Tempat

Kebersihan coffe talk saya menjamin kebersihan di setiap sudut lokasi, karena coffe talk mempunya moto kebersihan sebagian dari pada iman. Dan service kebersihan meja yang cepat sehingga tidak menggangu konsumen lain yang sedang menikmati kopi dan makanan mereka.

Pelayanan

Kepuasan konsumen merupakan prioritas kami. Dengan service whit love kami akan menjamin kualitas pelayanan kami dalam menyediakan produk harus rapih, bersih, cepat, tepat dan enak. Dan kami akan selalu berusaha memberikan kepuasan pelanggan meski permintaan nya aneh aneh.

Lokasi

Saya memilih tempat di wilayah tangerang lokasi sebrang kampus esa unggul citra, yang mana lokasi ini cukup strategis, akses tranfortasi umum,mudah di temukan, dan ramai dengan aktifitas mahasiswa.

b. weaknes ( kelemahan )

                keadaan bahan baku

banyaknya bahan baku makanan yang kurang berkualitas dari kesehatannya, maka saya harus selalu menyeleksi bahan baku yang akan saya gunakan untuk kualitas produksi saya. Pada saat ini banyak orang yang mementingkan diri sendiri dengan cara menipu orang lain untuk mendapatkan untung yang sebesar besarnya sehinggan menyulitkan saya untuk mendapatka produsen bahan baku yang berkualitas.

c. oportunities ( peluang )

·         banyaknya pecinta kopi di kalangan masyarakat khususnya kalangan mahasiswa dan anak muda.

·         Tingginya tingkat konsumsi berbagai jenis kopi.

·         Permintaan pasar yang terus meningkat

·         Perkembangan teknologi informasi

·         Belum banyak kedai kedai kopi di area sekitar

·         Kopi ala caffe sedang tren

d. threats ( ancaman )

ancaman atau hambatan yang dapat membuat coffe talk ini tidak berhasil seperti para kompetitor dimana akan ada banyak coffe shop yang akan di bangun dengan harga, menu minuman dan menu makanan yang bersaing.

                1. variant menu/rasa

2. harga

3.management

4.kualitas kopi

 

2.3 analysis PEST coffe talk

Political

·         Stabilitas pemerintah

·         Birokrasi

·         Regulasi

·         Kebijakan pajak

Economic

·         Tingkat pertumbuhan

·         Inflasi

·         Nilai tukar

·         Cuaca

sosial

·         Kesadaran kesehatan

·         Tingkat pendidikan

·         Sikap terhadap kualitas pelayanan terhadap konsumen

 

Technological

·         Perubahan teknologi

·         Penetrasi internet

·         UU tentang teknologi

·         Infrastruktur teknologi

3. ANALISIS KONSUMEN COFFE TALK

3.1 STP

SEGMENTASI

                Dalam segi demografis untuk kopi ini sendiri sudah banyak sekali peminatnya tetapi kedai kopi ini berbeda, mungkin jika para pencinta kopi sudah bosan dengan suasana ngopi disini kami menyediakan tempat yang berbeda dan kami menyediakan buku gratis untuk dibaca . dalam segi demografis saat ini mungkin akan membuat satu kedai kopi tapi setelah itu saya akan memperluas cabang kedai kopi ini untuk di daerah daerah besar agar para pencinta kopi bisa menikmati dan merasakan kenyamanan dalam meminum kopi.

TARGETING

target konsumen

target pasar untuk coffe talk ini adalah semua kalang yang mencintai nikmatnya rasa kopi mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran. semua kalangan bisa meminum coffe ini karna kita akan racik senikmat mungkin.

Target pasar

Target pemasaran saya adalah  tahap awal kami akan menargetkan pasar di area kampus. Area kampus dipilih karena dosen serta mahasiswa umumnya pada jam kuliah siang sudah tidak terlalu bersemangat seperti saat pagi hari. Selain itu, dengan berbagai macam tugas terkadang membuat mahasiswa membutuhkan kopi untuk membantu agar tidak mengantuk. Kemudian masyarakan umum dari menengah kebawah sampai menengah keatas karna disini kami ingin memanjakan para pencinta kopi dengan rasa yang nikmat tentu juga hemat. Karena di coffe shop saya menyediakan beberapa ukuran gelas yang kami sajikan mulai dari small, medium sampai large. Harga untuk menu kopi saya mulai dari Rp. 10.000 dengan ukuran small, Rp. 15.000 untuk ukuran medium dan Rp. 20.000- 30.000 untuk ukuran large.

Target promosi

Seiring dengan majunya perkembangan jaman dan meningkatnya jumlah pengguna internet di berbagai belahan dunia, tentunya kami akan memanfaatkan facebook, twitter, dan YouTube untuk memperkenalkan brand produk atau merek coffe shop kami di dunia maya. Dan juga kami akan mengadakan sebuah kompetisi melalui situs jejaring sosial. kompetisinya adalah kami tantang konsumen untuk berlomba-lomba menjadi yang pertama dalam memposting foto menu minuman yang ada di tempat kami pada Twitter dengan mencantumkan nama kedai kopi kami pemenangnya akan kami beri gratis minum kopi di coffe shop kami.

Position

                Nongkrong hemat, nikmat tapi sehat. Yang artinya para consumen bisa nongkrong dan bersantai dengan merasakan nikmatnya kopi tanpa haruh mengeluarkan budget yang mahal tetapi bermanfaat bagi kesehatan juga tidak hanya itu konsumen pun akan mendapatkan fasilitas free wifi, live music dan memberikan buku bacaan yang dapat menghilangkan rasa penat setelah melakukan aktifitas.  

3.2 CUSTOMER PERSONA

Target usaha kami merupakan masyarakat umum, mahasiswa, dan staf kampus esa unggul. Dari tujuan target pasar kami mempunyai masalah atau kendala pada tempat yang nyaman untuk bersantai atau menyelesaikan tugas, maka dari pada itu saya memberikan solusi dari permasalahan yang di alami oleh target pasar saya dengan coffe talk tempat yang dapat memberikan suasana santai dan nyaman untuk mengerjakan tugas.

Berikut customer persona coffe talk












3.3 EARLY ADOPTER

Karakterristik pelanggan baru adalah sangat rentan yang artinya sangat berpengarus pada minat pasar kami, maka dari pada itu saya akan selalu memberikan pelayanan dan fasilitas yang terbaik dari crew kami,

4. COSTUMER VALUE PROPOSITION

Di Coffe talk value yang kami berikan kepada pelanggan berupa kesenangan, kenikmatan, kemudahan dan kenyamanan

5. LEAN MODEL CANVAS COFFE TALK

KEY PARTNERS

Petani kopi area bogor

Middle man(pengepul) kopi

Pemilik toko oleh-oleh dikota bogor

Bake-shop

KEY ACTIVITIES

Pembelian hasil panen kopi dari petani/middle man kopi

Pemilihan buah kopi

Pengolahan menjadi produk setengah jadi dan produk siap

KEY RESOURCES

Modal Finansial

Bahan baku

Tenaga Kerja(SDM)

 

Store

Alat pengolahan

 

VALUE PROPOSITIONS

Produk murni

Memiliki ciri khas rasa yang berbeda

Harga bersaing

Memberikan efek rileks

Peracikan produk baru

Penyuguhan suasana baru dan unik

Mini liblary

 

CUSTOMER SEGMENTS

Remaja milenial

Mahasiswa

Pekerja kantor

Wisatawan lokal

Masyarakat lokal dan perkotaan

Pecinta kopi

Dosen

 

CUSTOMER RELATIONSHIP

Diskon dan promo

Membership card

 

CHANNELS

E-commerce

Media social Instagram, Twitter, dan you tube)

 

COST STRUCTURE

Bahan baku

Upah pegawai

Budget live music

Proses pengolahan produk

Biaya marketing

Biaya kemasan dan packaging

Biaya operasional

Biaya pembaruan buku

REVENUE STREAMS

Penjualan produk coffee talk ekspresso dll

Kunjungan wisata ke lahan kopi, petani kopi, dan middle man

Kunjungan wisata ke tempat produksi kopi siap konsumsi

6. ANALISIS PESAING

Dilihat dari lokasi usaha, belum terdapat pesaing yang menjalankan usaha yang benar-benar sama seperti kami. Namun, untuk bidang usaha yang sama yaitu minuman tentu saja ada seperti minuman dingin, es kelapa, sop buah dll.

Usaha yang sejenis dengan kami belum ada di area kampus esa unggul citra raya, sehingga menjadi peluang bagi kamu untuk meningkatkan jangkauan pemasaran. Usaha kopi yang ada yaitu berupa coffee shop.

 

 

Kamis, 07 April 2022

ANALISIS VRIO, DAN PENGIMPLEMENTASIAN DALAM BISNIS MINUMAN KOPI

ANALISIS VRIO

Sama seperti si dia yang ingin dipahami, perusahaan pun begitu. Bagaimana kita bisa memaksimalkan potensi perusahaan kita jika kita tidak mengenalnya dengan baik. Mungkin related dengan semboyan "tak kenal maka tak sayang". Kali ini sepertinya lebih tepat dengan kalimat "tak kenal maka tak cuan". Ya mungkin begitu.

Salah satu cara mengenal perusahaan kita yaitu menggunakan VRIO analisis. Apa itu??. Ini merupakan salah satu alat analisi yang ditemukan oleh Barney J.B pada tahun 1991. Alat ini bertujuan untuk mengetahui sumber daya (SD)/keahlian perusahaan yang kita miliki (internal). Apakah sumberdaya/keahlian ini dapat membawa perusahaan kita mencapai sustain competitive advantag.

APA ITU ANALISIS VRIO ?

Analisis VRIO merupakan analisis yang dilakukan untuk perusahaan yang berguna untuk membantu menentukan kualitas dan kegunaan sumber daya serta kemampuan. Analisis VRIO ini dikembangkan oleh Jay B. Barney pada tahun 1991, yang dimana Jay B. Barney ini merupakan guru besar Amerika dalam bidang manajemen strategis pada University of Utah, Beliau terkenal karena kontribusinya pada teori keunggulan kompetitif yang berbasis sumber daya.

kegunaan analisis VRIO secara umum ?

Analisis VRIO merupakan salah satu metoda analisis internal yang bertujuan sebagai evaluasi sumber daya dan kapabilitas perusahaan dalam rangka menentukan potensi keunggulan kompetitif.Sumber daya dan kapabilitas perusahaan tidak dapat digunakan secara langsung sebagai alat analisa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Karena itu perlu dikembangkan suatu kerangka kerja yang lebih aplikatif. Kerangka kerja ini disebut dengan VRIO framework.

Sumber daya dan kapabilitas perusahaan tidak dapat digunakan secara langsung sebagai alat analisa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Karena itu perlu dikembangkan suatu kerangka kerja yang lebih aplikatif. Kerangka kerja ini disebut dengan VRIO framework. VRIO framework tersusun dalam rangkaian empat pertanyaan mengenai aktifitas bisnis perusahaan yaitu (1) Value, (2) Rarity, (3) Inimitability, dan (4) Organization. Jawaban dari pertanyaan  – pertanyaan ini menentukan apakah sumber daya atau kapabilitas tertentu yang dimiliki perusahaan adalah kekuatan atau kelemahan. Dikutip dari Barney (2010),

Value

Apakah suatu sumber daya atau kapabilitas dapat membuat perusahaan merespon dengan baik terhadap ancaman atau peluang yang ada?

Rarity

Apakah suatu sumber daya atau kapabilitas hanya dikendalikan oleh sejumlah kecil perusahaan kompetitor?

Inimitability

Apakah perusahaan yang tidak memiliki suatu sumber daya atau kapabilitas tersebut menghadapi cost disadvantage untuk mengembangkannya?

Organization

Apakah kebijakan dan prosedur perusahaan menunjang eksploitasi sumber daya atau kapabilitas?

Implentasi analisis vrio !

Pada era persaingan bisnis yang semakin berkembang dengan sangat pesat dan beraneka ragam, maka dari itu para pengusaha di tuntut untuk mampu menciptakan peluang usaha kecil menjadi peluang usaha besar. Dengan mengikuti perkembangan jaman, sikap costumer yang sangat beragam, maka pengusaha harus bisa menciptakan inovasi baru dan bisa memuaskan kebutuhan masyarakat atau costumer.

Bisnis minuman kopi yang kekinian dan beragam varian rasa unik merupakan suatu trobosan yang menjajikan pada saat ini. Banyak masyarakat indonesia yang rela mengantri panjang untuk berburu kopi yang menarik dan terlihat enak. Apalagi pada saat ini di jaman era digital dengan teknologi yang terus berkembang dan bisa di manfaatkan untuk memasarkan bisnis usaha minuman yang kekinian tersebut. Dengan menggunakan platform instagram, gofood dll dapat memaksimalkan pemasaran dengan sangat baik. Apalagi para pengguna platform tersebut sudah mencapai belasan juta pengguna.

Meskipun sudah banyak sekali yang menjual minuman kopi dan beraneka ragam rasa tetapi tidak menutup kemungkinan banyak costumer yang belom terpuaskan dengan yang mereka berikan. Maka dari itu produk yang akan kami tawarkan dan kami berikan bersifat kekinian dan mengutamakan rasa yang cocok bagi masyarakat indonesia.

Maka dari pada itu bisnis yang akan kami hadirkan yaitu coffe talk kami telah memiliki SDM yang sudah berkompeten dalam bidang perkopian dan dalam bidang kualitas minuman serta kami telah mempunyai suplier bahan kopi yang sangat berkualitas. Bisnis yang kami bentuk ini tentu tidak hanya bermanfaat bagi prekonomian kami semata tetapi bermanfaat bagi para komsumen yang mengkonsumsinya. Nah walaupun sudah banyak yang  menjual minuman seperti ini tidak menutup kemungkinan rasa yang di racik oleh tangan yang berbeda akan menghasilkan ciri khas yang berbeda.

Visi :

Menjadi bisnis yang dapat menyajikan kebahagiaan dari secangkir minuman kopi.

Misi :

1. Menciptakan varian minuman kopi yang menarik dan unik serta nikmat

2. Meningkatkan jangkauan pemasaran

3. Menyajikan kopi dengan harga yang lebih terjangkau

4. Melestarikan minuman kopi sebagai bagian dari budaya masyarakat setempat

 Identifikasi produk

Produk yang kami tawarkan adalah minuman kopi dingin maupun panas dengan berbagai varian produk yang menarik. Varian produk pada awal ini yaitu espresso, americano, moccacino dan cappucino

 Target Pasar

Segmentasi pasar perusahaan kami sangat luas yaitu meliputi masyarakat yang menyukai kopi ataupun yang ingin minum kopi untuk menunjang pekerjaan. Seperti kita ketahui bahwa kopi merupakan salah satu produk yang dapat kita andalkan untuk menjaga mata agar tetap terbuka untuk menyelesaikan pekerjaan.

Namun, tahap awal kami akan menargetkan pasar di area kampus. Area kampus dipilih karena dosen serta mahasiswa umumnya pada jam kuliah siang sudah tidak terlalu bersemangat seperti saat pagi hari. Selain itu, dengan berbagai macam tugas terkadang membuat mahasiswa membutuhkan kopi untuk membantu agar tidak mengantuk.

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang kami lakukan yaitu:

1. Menentukan brand serta branding pada produk dan bisnis. Dalam hal ini termasuk di dalamnya penentuan kemasan, penataan eksterior kedai berjalan sehingga eye catching, mempersiapkan katalog, serta menentukan seragam

2. Pembuatan akun media sosial seperti instagram, facebook, twitter untuk lebih dekat dengan konsumen

3. Membuat website perusahaan

4. Pada saat launching memberikan promo yang disampaikan melalui akun sosial media.

5. Mendapatkan data-data acara yang akan digelar sehingga akan lebih meningkatkan pemasaran.

Strategi Harga

Strategi harga dilakukan saat awal launching, harga produk ditetapkan sesuai dengan kantong dari semua kalangan. Awal penjualan produk ini, harga yang dijual akan menggunakan harga miring. Strategi harga dilakukan dengan tetap menjaga kualitas dari minuman kopi yang dihasilkan.

Analisis Pesaing

Dilihat dari lokasi usaha, belum terdapat pesaing yang menjalankan usaha yang benar-benar sama seperti kami. Namun, untuk bidang usaha yang sama yaitu minuman tentu saja ada seperti minuman dingin, es kelapa, sop buah dll.

Usaha yang sejenis dengan kami belum ada di Kota Padang, sehingga menjadi peluang bagi kamu untuk meningkatkan jangkauan pemasaran. Usaha kopi yang ada yaitu berupa coffee shop.

Penutup

Di atas telah saya jelaskan terkait analisis VRIO dan cara mengimplementasikannya kepada bisnis coffe talk yang kami buat. Sekian terima kasih

Semoga bermanfaat

Skuyy ngopiiiii

Minggu, 17 Mei 2020

Survei kependudukan ( sdki ,susenas,supas,sakerti,surkesnas,dan sarkesnas)

MAKALAH SURVEI KEPENDUDUKAN (SDKI SUSENAS SUPAS SAKERTI SURKESNAS, dan SARKESNAS)



Disusun oleh :
Kelompok 2

Nur Wafiq Azizah (20190301007)
Vilda dwi wahyu lestari (20190301008)
Raihan Muhammad Dzulkarnaen (20190301009)
Nur Sukriya Wati Putri (20190301013)
Radithya Khaerul S (20190301016)




PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Survei kependudukan (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS) “ kami dengan baik, meski kami tahu masih banyak kekurangan yang ada pada laporan praktikum kami.
Kami mengucapka terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berharap, sekiranya makalah yang kami susun sedemikian rupa dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis.
Demikian makalah ini kami susun dan kami cetak dengan sepenuh hati. Tak lupa kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar untuk kedepannya kami dapat menjadi lebih baik lagi.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.




Jakarta, 16  Mei 2020

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………..………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
Tujuan Penulisan ................................................................................................... 5
Manfaat Penulisan ................................................................................................. 6
Metode Penulisan ....................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara ......................................................7
2.2 Hak dan Kewajiban Negara dan Pemerintah ......................................................... 11
2.3 Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan Hubungan dengan Warga Negara ...................... 13
2.4 Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 .............................................................. 15
2.5  Informasi yang dikumpulkan pada saat survei kependudukan dilaksanakan …...16
2.6 Instrumen yang Digunakan survei kependudukan dilaksanakan ………………...24
2.7 Contoh Kuesioner survei kependudukan dilaksanakan …………………………. 26
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 37










BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke tahun. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber data kependudukan yang lain yaitu registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan pencatatannya sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanan pembangunan nasional. Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut umur penduduk yang relevan dengan rencana tersebut. Data yang diperukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu rencana itu• disusun, tetapi juga informasi masa lampau dan yang lebih penting lagi adalah informasi perkiraan pada waktu yang akan datang. Data penduduk pada waktu yang lalu dan waktu kini sudah dapat diperoleh dari hasil-hasil survei dan sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk pada masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi). Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang. Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan perpindahan di masa yang akan datang diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen itu, dan hubungan antara satu 02 komponen dengan yang lain serta target yang akan dicapai atau diharapkan pada masa yang akan datang. Badan Pusat Statistik (BPS) sudah beberapa kali membuat proyeksi penduduk berdasarkan data hasil Sensus Penduduk (SP) 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1985 dan 1995. Proyeksi penduduk yang terakhir dibuat adalah proyeksi penduduk berdasarkan hasil SP2000 yang lalu. Proyeksi penduduk berdasarkan SP2000 hanya mencakup periode 2000 – 2010. Untuk keperluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang diperlukan data jumlah penduduk sampai dengan tahun 2025. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan proyeksi penduduk dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025. Data dasar perhitungan proyeksi ini adalah data SP2000. Proyeksi penduduk Indonesia menurut umur, jenis kelamin dan provinsi yang disajikan dalam publikasi ini merupakan angka final dan mencakup kurun waktu dua puluh lima tahun, mulai tahun 2000 sampai dengan 2025. Pembuatan proyeksi dengan kurun waktu yang panjang ini dimaksudkan agar hasilnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan terutama untuk perencanaan jangka panjang. Data yang dipakai untuk perhitungan proyeksi ini terutama berdasarkan hasil SP2000. Selain itu untuk menunjang dan membuat tren masa lalu, serta untuk menentukan asumsi-asumsi yang dibutuhkan, perhitungan proyeksi ini juga menggunakan data hasil-hasil sensus penduduk sebelumnya dan hasil survei kependudukan lainnya. Dengan terbitnya publikasi ini maka proyeksi-proyeksi sebelumnya yang masih mempunyai tahun rujukan yang sama dengan publikasi ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Rumusan Masalah
Sejarah survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Definisi survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Penyelenggara survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Karakteristik survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Informasi yang dikumpulkan pada saat survei kependudukan dilaksanakan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Instrumen yang digunakan survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Contoh kuesioner survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)

Tujuan Penulisan
Mengetahui sejarah survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Mengetahui definisi survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Mengetahui penyelenggara survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Mengetahui karakteristik survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Mengetahui informasi yang dikumpulkan pada saat survei kependudukan dilaksanakan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Mengetahui instrumen yang digunakan survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Mengetahui contoh kuesioner survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)

Manfaat Penulisan
Dapat menambah wawasan baik kepada penulis maupun pembaca tentang hal yang berhubungan dengan survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Makalah ini dapat dijadikan referensi untuk penyusunan makalah atau karya tulisan lain maupun untuk menyelesaikan tugas.
Sebagai suatu karya ilmiah yang diharapkan dapat menjadi kontribusi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya.

Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode studi pustaka yang mengambil materi dari internet dan buku atau literatur terkait.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
SDKI 1991 merupakan lanjutan dsri SPI 1987Hasil kerjasama antara BKKBN, BPS, Depkes, dan Macro International Inc.Dilaksanakan pada Bulan Mei-Juli 1991 di 27 provinsi di Indonesia.Sampel SDKI 1991 mencapai rumah tangga dan mewawancarai wanitaUntuk pertama kalinya SDKI 1991 menyajikan data tentang pengetahuan dan pemanfaatan tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak di seluruh tanah air. SDKI 1994 merupakan survei yang ketiga tentang kondisi demografi dan kesehatan Indonesia.Dilaksanakan pada Bulan Juli-November 1994 di 27 provinsi di Indonesia.Sampel SDKI 1994 mencapai rumah tangga dan mewawancarai wanita pernah kawin berumur tahun.Sampel SDKI 1994 merupakan sub sampel Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1994.Sampel SDKI 1994 dirancang khusus untuk menghasilkan angka perkiraan tingkat provinsi, dan daerah perkotaan dan perdesaan dalam tiga wilayah pengembangan program KB (Jawa-bali, Luar Jawa-Bali I dan Luar Jawa-Bali IIUntuk pertama kalinya SDKI 1994 mengumpulkan data tentang kematian maternal, pengetahuan tentang AIDS dan ketersediaan pelayanan KB dan kesehatan.SDKI 1997 merupakan survei yang keempat tentang kondisi demografi dan kesehatan Indonesia.Dilaksanakan pada Bulan September-Desember 1997 di 27 provinsi di Indonesia.Sampel SDKI 1994 mencapai rumah tangga dan mewawancarai wanita pernah kawin berumur tahun.Untuk pertama kalinya SDKI 1997 mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai indikator keluarga sejahtera.SDKI merupakan survei yang kelima tentang kondisi demografi dan kesehatan Indonesia.Dilaksanakan pada Bulan Oktober 2002 sampai dengan April 2003 di 26 provinsi terpilih di Indonesia.Karena alasan keamanan, empat provinsi tidak dicakup dalam survei ini, yaitu: Nanggroe Aceh Darussalam, Maluku, Maluku Utara dan Papua.Secara khusus dilakukan Safe Motherhood Project (SMP) di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.SDKI mengumpulkan data dari sampel wanita pernah kawin berumur15-49 tahun dan pria kawin berumur tahun.SDKI mencakup data baru, antara lain keterlibatan pria dalam kegiatan reproduksi, pemakaian kontrasepsi pria berstatus kawin, dan partisipasi kaum perempuan dalam pengambilan/pembuatan keputusan.Kerangka sampel SDKI menggunakan daftar sampel Susenas 2002.Sampel SDKI mencapai rumah tangga, dan mewawancarai wanita pernah kawin berumur tahun serta pria kawin berumur tahun.Bersamaan dengan SDKI , juga dilakukan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKKRI).SKRRI merupakan survei yang pertama mengenai kesehatan reproduksi remaja yang berskala nasional di Indonesia.SKRRI dilaksanakan di 15 provinsi di Indonesia, dan Kota Jayapura.Responden survei ini adalah wanita dan pria belum kawin yang berumur tahun.Tujuan utama survei ini adalah untuk menyediakan data tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja mengenai reproduksi manusia, hubungan seksual, HIV/AIDS dan penyakit menular seksual.Hasil SKRRI disajikan dalam volume, yaitu untuk Indonesia dan satu untuk Kota JayapuraMencakup seluruh propinsi di Indonesia (33 propinsi), termasuk 3 propinsi (Aceh, Maluku dan Papua) yang pada SDKI02 yang lalu tidak diikutkanMencakup sekitar rumah tangga. Wawancara dengan WPK sebanyak , dengan pria kawin sebanyak 8 758SDKI 2007 dirancang untuk menghasilkan estimasi tingkat nasional, daerah perkotaan-perdesaan, dan tingkat provinsi.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Pada tahun 1932-1934 dilakukan penelitian mengenai pangan dari lima belas rumah tangga tani di Kotawinangun yang sangat terinci mengenai cara hidup petani. Khususnya diteliti pengaruh adanya kebun pada petani terhadap tingkat pendapatannya. Di zaman kemerdekaan ini secara berkala dilakukan survei rumah tangga nasional yang sangat luas cakupannya dan dikenal dengan susenas (Survei Ekonomi Nasional). Survei demikian selain bisa menggambarkan perubahan tingkat dan cara hidup rumah tangga juga dipakai untuk menyusun rumusan angka indeks biaya hidup.
Pertama kali Susenas dilakukan pada bulan November sampai Desember tahun 1963 dengan sampel 16.000 rumah tangga, wilayah pencacahan pulau Jawa dan topik yang dicakup adalah Demografi, Ciri-ciri Sosial Ekonomi dan Konsumsi/Pengeluaran.
Susenas ke 2 (dua) dilaksanakan bulan Desember 1964 sampai Januari 1965 dengan sampel 21.000 rumah tangga , wilayah pencacahan seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Barat dan Maluku. Topik yang dicakup pada kegiatan ini adalah Demografi, Ciri-ciri Sosial Ekonomi dan Konsumsi/Pengeluaran.
Susenas ke 3 (tiga) dilaksanakan bulan Agustus sampai Oktober tahun 1967 dengan sampel 24.000 rumah tangga , wilayah pencacahan pulau Jawa dan topik yang dicakup adalah Demografi, Ciri-ciri Sosial Ekonomi dan Konsumsi/Pengeluaran.
Susenas ke 4 (empat) dilaksanakan bulan Oktober sampai Desember tahun 1969 dengan sampel 19.000 rumah tangga, wilayah pencacahan seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Barat dan Maluku.
Susenas ke 5 (lima) di tahun 1976 dengan sampel 17.000 rumah tangga, wilayah pencacahan seluruh wilayah Republik Indonesia dengan topik Konsumsi/Pengeluaran (terintegrasi dengan Sensus Pertanian) yang dilaksanakan tiga periode yakni :
- Januari sampai April 1976.
- Mei sampai Agustus 1976.
- September sampai Desember 1976.
Susenas ke 6 (enam) di tahun 1978 dengan wilayah pencacahan di seluruh wilayah Republik Indonesia yang dilaksanakan 4 (empat) periode dan seluruh jumlah sampel 25.200 rumah tangga.
Topik yang dicakup adalah Demografi, Sosial Budaya, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Konsumsi/Pengeluaran dan Pendapatan.
Susenas di tahun 1979 dilaksanakan pada bulan Februari sampai                    September dengan sampel berjumlah 108.000 rumah tangga yang sampelnya        terbagi menjadi beberapa topik yakni :
- Demografi,Fertilitas, Tenaga Kerja, dan Konsumsi Makanan.
- Industri/ Kerajian Rumah Tangga.
- Perdagangan.
Sistem Pengolahan Data
Sistem pengolahan data dilakukan dengan prinsip sentralisasi dan desentralisasi pengolahan. Pada tahun-tahun 1963-1991, system pengolahan data menggunakan computer main frame dengan menggunakan bahasa program Cobol dan Fortran, sehingga pelaksanaan input data (edit, entry ) dilaksanakan seluruhnya di BPS pusat. Pengolahan data dengan komputer main frame membutuhkan waktuyang cukup lama, satu kegiatan Susenas baru diperoleh hasilnya dalam waktu satu tahun lebih, setelah dokumen dari lapangan melalui proses pengolahan, sehingga publikasi Susenas kala itu sudah tidak up-to-date karena tertinggal 1-2 tahun. Proses pengolahan input data sampai clean data memerlukan waktu yang lama karena melalui beberapa putaran (system input data yang berulang). Biasanya untuk sampai clean data dibutuhkan proses input data sampai dengan 3-5putaran, tergantung dari kualitas hasil pengisian lapangan dan editing petugas
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) bertujuan untuk mengestimasi jumlah penduduk dan indikator demografi diantara dua waktu sensus penduduk. Badan Pusat Statistik (BPS) telah empat kali melakukan SUPAS, yaitu tahun 1976, 1985, 1995, dan 2005. SUPAS2015 merupakan SUPAS yang kelima yang dilaksanakan BPS.
SUPAS2015 mengumpulkan data kependudukan yang mencakup: keterangan pokok penduduk, lansia, kelahiran, kematian, kematian ibu, perpindahan penduduk, ketenagakerjaan, fasilitas perumahan, dan ditambahkan informasi mengenai: migrasi keluar internasional, perubahan iklim, dan disabilitas.
Kegiatan SUPAS2015 telah dimulai sejak tahun 2013 yaitu dengan rangkaian persiapan penyusunan kuesioner dan buku pedoman. Kuesioner dan buku pedoman tersebut telah disusun melalui berbagai diskusi dan workshop, dengan mempertimbangkan masukan dari para pengguna data dan pakar kependudukan.Pada tahun 2014 telah dilakukan uji coba SUPAS2015 di tiga provinsi, yaitu: Provinsi Sumatera Barat (Kota Padang); Provinsi DI Yogyakarta (Kabupaten Bantul); dan Provinsi Sulawesi Utara (Kota Manado).
Uji coba SUPAS2015 menerapkan seluruh tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan pada SUPAS2015. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menguji rancangan prosedur, tata kerja dan manajemen lapangan, rekrutmen petugas, kuesioner, menyempurnakan rancangan buku pedoman, program pengolahan data dan berbagai aspek administratif.
Hasil kegiatan uji coba SUPAS2015 dievaluasi dan menjadi bahan yang dibawa pada rangkaian diskusi, workshop, dan seminar yang dihadiri oleh para pengguna data serta pakar kependudukan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menyempurnakan metodologi, kuesioner, buku pedoman, pengolahan, serta diseminasi hasil SUPAS2015. Kegiatan lapangan SUPAS2015 dilakukan selama periode tanggal 1-31 Mei tahun 2015 yaitu dengan diawali oleh pemutakhiran rumah tangga dan pemilihan sampel diikuti dengan pencacahan ke rumah tangga terpilih, untuk seluruh wilayah sampel yang tersebar di Indonesia.
Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI)
Rangkaian pelaksanaan Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia ke-5 (SAKERTI-5) atau Indonesia Family Life Survey ke-5 (IFLS-5) tahun 2014 memasukai tahap pelatihan calon enumerator. Pelatihan calon enumerator IFLS-5 ini dibagi dalam dua gelombang (wave) dengan tempat di di Grand Wahid Hotel Kota Salatiga. Pelatihan Wave 1 digelar selama 25 hari mulai tanggal 5 Agustus hingga 2 September 2014. Disusul pelaksanaan pelatihan wave 2 yang dimulai tanggal 4 hingga 30 September.
Pelatihan gelombang 1 diikuti 154-an peserta untuk calon anggota 13 tim yaitu: Tim D (Sumatra Selatan), Tim F (DK A), Tim G (DKI B), Tim H (Jabar A), Tim I (Jabar B), Tim J (Jabar C), Tim K (Jabar D), Tim Q (Jatim A), Tim R (Jatim B), Tim S (Jatim C), Tim U (NTB), Tim V (Kalsel), dan Tim W (Sulsel). Setiap tim terdiri dari 8-10 orang anggota tim yang terdiri dari 1 pengawas tim, 1 pengawas data, dan 6-8 pewawancara (enumerator)
Hari Rabu (6/08/2014) pelatihan wave 1 secara seremonial dibuka oleh pembina sekaligus pendiri SurveyMETER, Bondan S Sikoki MA. Pada sesi pertama, Profesor John Strauss sebagai Principal Investigator survei, membuka pelatihan dengan menyampaikan makalah pengantar training dengan judul “IFLS”. Pak John menyampaikan poin-poin penting terkait hasil studi dan keistimewaan IFLS. Sebelumnya, pada Selasa malam-nya acara pelatihan diisi dengan persiapan kelengkapan pelatihan, perkenalan dan briefing pelatihan.
Ibu Bondan, dalam over view-nya menyampaikan selamat atas terpilihnya semua peserta training dalam penelitian sekelas IFLS. Karena, selain sudah menjadi standar penelitian rumah tangga dan komunitas, IFLS juga menjadi rujukan para akademisi nasional maupun dan internasional. “Saya jamin lulusan IFLS akan sangat mudah diterima di lembaga-lembaga survei lain atau pekerjaan penelitian lainnya,” ujar Bu Bondan.
Bu Bondan menambahkan IFLS termasuk di antara sedikit survei yang rancangan pertanyaan dan jawabannya muncul berdasar hasil riset. Sehingga IFLS mengajarkan enumerator untuk mengerti bagaimana asal mula, urgensi, satu varibel pertanyaan dimunculkan. Dan, bagaimana pertanyaan tersebut penting bagi varibel lain sehingga perlu pertanyaan berikutnya. “Selama lebih kurang satu bulan ini, kita semua adalah tim yang bersama-sama akan belajar IFLS,” tutur Bu Bondan yang ditukas dengan seruan semangat.
Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS)
Studi Morbiditas dan Disabilitas merupakan bagian dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), yang telah dikumpulkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI melalui Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS) 2001. Studi seperti ini telah dilakukan pada tahun 1972, 1980, 1986, 1992 dan 1995. Tiga studi pertama tahun 1972 sampai dengan tahun 1986, pengumpulan data dilakukan pada seluruh anggota rumah tangga (ART) yang mempunyai keluhan, juga dilakukan pemeriksaan darah. Pada tahun 1992 dikumpulkan pula data penyakit penyebab kematian. Pada tahun 1995, Studi Morbiditas dilakukan terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1995. Studi ini mengumpulkan data penyakit (menular dan tidak menular), disabilitas, perilaku hidup sehat, pelayanan kesehatan, kebugaran jasmani, penggunaan obat, pemeriksaan darah pada seluruh anggota rumah tangga, baik yang mempunyai keluhan maupun yang tidak mempunyai keluhan. Studi Morbiditas dan Disabilitas tahun 2001 dilakukan melalui SKRT yang terintegrasi dengan Susenas 2001. Data dikumpulkan terhadap semua anggota rumah tangga yang meliputi penyakit (menular dan tidak menular), disabilitas, dan pemeriksaan darah. Dengan demikian akan diperoleh informasi tentang keadaan sakit yang tidak dikeluhkan (unperceived illness) serta yang dikeluhkan (perceived illness). Di samping itu dikumpulkan data gangguan gizi, pencarian pertolongan pengobatan waktu sakit, data tentang sikap dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan menggosok gigi, kebiasaan sarapan pagi, penggunaan obat modern dan obat tradisional serta pemanfaatan cara pengobatan tradisional untuk mencegah dan mengatasi penyakit. Dikumpulkan pula data mengenai faktor risiko seperti kebiasaan merokok, minum minuman keras dan aktivitas fisik. Selain pemeriksaan kesehatan terhadap ART juga dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan lingkar pinggul untuk mengetahui status gizi, pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui prevalensi anemia, pemeriksaan kadar kolesterol total dan pemeriksaan gula darah puasa. Studi Morbiditas dan Disabilitas tahun 2001 dilakukan di hampir seluruh Indonesia (tidak termasuk Nanggroe Aceh Darussalam, Maluku, dan Papua) dengan jumlah sampel 18 6.272 rumah tangga. Studi ini menggunakan sub sampel dari Susenas 2001 dan dirancang untuk memberikan informasi mengenai kesehatan masyarakat. Di era desentralisasi yang dicanangkan oleh pemerintah, masing-masing provinsi akan memerlukan data morbiditas yang mencerminkan kondisi masyarakat daerah masingmasing, sehingga di tingkat daerah studi ini melibatkan berbagai tingkat pengambil keputusan di bidang kesehatan dan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Pemerintah Daerah. Surkesnas 2001 memberdayakan tenaga kesehatan di daerah dalam Studi Morbiditas sebagai pengumpul data, antara lain sebagai pewawancara, pemeriksa fisik, pemeriksa laboratorium. Data yang dikumpulkan dikirim ke pusat untuk diolah, dianalisis, dan dibuat laporan. Untuk keseragaman dalam pelaksanaan studi ini di lapangan, semua tenaga pengumpul data dari daerah terlebih dahulu mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh tingkat pusat di provinsi dan diikuti dengan uji coba di lapangan pada akhir pelatihan. Dengan demikian data dari masingmasing daerah dapat digunakan untuk memberi gambaran morbiditas secara nasional dan digunakan sebagai data dasar dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Dalam laporan ini akan disampaikan tentang pola morbiditas dan disabilitas. Sedangkan hasil studi tentang faktor risiko akan disampaikan pada laporan tersendiri.
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
Ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator utama untuk mengukur keberhasilan pembangunan. Oleh karenanya pemerintah melalui Badan Pusat Statistik melaksanakan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) setiap tahunnya. Jika dilihat dari sejarahnya, Sakernas sudah dimulai sejak tahun 1976 dan terus dilaksanakan sampai saat ini.

Sejak tahun 1984 pendekatan teori ketenagakerjaan dalam Sakernas menggunakan Konsep Baku Angkatan Kerja (Standart Labour Force Concept) yang tertuang dalam International Conference of Labour Statisticians (ICLS) ke 13 tahun 1982. Pada tahun 2013, International Labour Organization (ILO) menyelenggarakan ICLS ke 19 yang menghasilkan pengembangan konsep ketenagakerjaan. Mulai tahun 2016, kuesioner Sakernas mengadopsi dua konsep baku ketenagakerjaan dari ICLS ke 13 dan ICLS ke 19, namun belum sepenuhnya. Sedangkan pada tahun 2017 dilakukan penyempurnaan penerapan konsep ICLS ke 19.

 Sakernas Februari 2017 dilaksanakan di seluruh Provinsi di Indonesia dengan besaran sampel 50.000 rumah tangga. Dengan demikian datanya hanya bias disajikan sampai tingkat provinsi. Kabupaten Rembang, pada pelaksanaan Sakernas Februari 2017 mendapat alokasi sampel sebanyak 110 rumah tangga dengan jumlah petugas pencacah 6 orang dan 3 pemeriksa lapangan. Sampel Sakernas 110 rumah tangga tersebut tersebar di 8 kecamatan dan 11 desa di Kabupaten Rembang.

Kegiatan lapangan Sakernas ini diawali dengan pelaksanaan pemutakhiran rumah tangga di blok sensus sampel, yang berlangsung pada tanggal 26 Januari 2017 sampai dengan 3 Februari 2017. Sedangkan untuk pencacahan lapangan dilaksanakan mulai tanggal 13 Februari 2017 sampai dengan 3 Maret 2017.    Dengan kerja keras dan kerjasama yang apik antara pencacah dan pemeriksa lapangan serta dengan semua pihak terkait, Sakernas Februari 2017 dapat selesai tepat pada waktunya.

Dan ada juga kegiatan lainnya, kegiatan pengolahan susenas Maret 2020 dilakukan setelah dokumen pencacahan dari lapangan dikumpulkan di BPS kabupaten Rembang. Sesuai dengan jadwal yang ada kegiatan pengolahan dimulai pada tanggal 13 Maret 2020 dengan menggunakan sistem ban berjalan.

2.2 Definisi survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
SDKI adalah suatu sampel survei nasional yang dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai tingkat kelahiran, kematian, keluarga berencana dan kesehatan.Keterangan yang dikumpulkan SDKI sama dengan DHS (Demographic and Health Surveys) Internasional sehingga hasilnya dapat dibandingkan antar negara.SDKI kependekan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.  SDKI adalah sebuah survei yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan dilaksanakan di seluruh Indonesia secara berkala setiap 5 tahun sekali.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Susenas mengumpulkan data menyangkut bidang pendidikan, kesehatan/gizi, perumahan, sosial ekonomi lainnya, kegiatan sosial budaya, konsumsi/pengeluaran dan pendapatan rumah tangga dan perjalanan. Sejak tahun 1992, BPS melalui Susenas mengumpulkan data kor (keterangan pokok) dan data modul (keterangan khusus) setiap tahun. Data modul dikumpulkan bersamaan dengan data kor setiap 3 tahun sekali, mencakup modul konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, modul pendidikan dan sosial budaya, serta modul perumahan dan kesehatan. Sesuai gilirannya, Modul Susenas untuk tahun 2007 adalah perumahan dan kesehatan. Namun, dengan adanya Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan, dan sebagian besar data yang dikumpulkan merupakan data kesehatan yang selalu dikumpulkan melalui Susenas Modul Perumahan dan Kesehatan, maka modul Susenas 2007 lebih difokuskan pada Modul Perumahan
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) adalah survei yang tujuan utamanya mengestimasi jumlah penduduk dan indikator demografi diantara dua waktu sensus penduduk. Badan Pusat Statistik (BPS) telah empat kali melakukan SUPAS, yaitu tahun 1976, 1985, 1995 dan 2005. SUPAS2015 merupakan SUPAS yang kelima yang dilaksanakan BPS.SUPAS mengumpulkan data kependudukan yang mencakup: keterangan pokok penduduk, lansia, kelahiran, kematian, kematian ibu, perpindahan penduduk, ketenagakerjaan, perumahan dan keadaan tempat tinggal.Pada SUPAS 2015, ditambahkan informasi mengenai: migrasi keluar internasional, perubahan iklim, dan disabilitas.
Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI)
Salah satu survei di Indonesia yang memuat informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat Indonesia adalah Indonesian Family Life Survey (IFLS) atau Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI). IFLS adalah survei longitudinal rumah tangga yang paling komprehensif yang pernah dilakukan di 3 Indonesia. Survei ini adalah suatu studi panel rumah tangga, individu, dan masyarakat terintegrasi yang berlangsung sejak 1993 di 13 provinsi di Indonesia (seluruh provinsi di Jawa, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat dan Sumatera Utara).
Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS)
Merupakan upaya memadukan berbagai survei yang mengumpulkan data kesehatan dengan lingkup nasional untuk tersedianya data kesehatan secara optimal. Survei-survei nasional kesehatan yang termasuk dalam Surkesnas adalah Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Surkesnas diselenggarakan dalam sirklus (putaran) tiga tahunan dimulai tahun 2001.
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) merupakan survei khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan. Pengumpulan data ketenagakerjaan melalui SAKERNAS mempunyai tiga tujuan utama. Ketiga tujuan tersebut adalah untuk mengetahui : Kesempatan kerja, dan kaitannya dengan pendidikan, jumlah jam kerja, jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan dan status pekerjaan; Pengangguran dan setengah pengangguran; Penduduk yang tercakup dalam kategori bukan angkatan kerja yaitu, mereka yang sekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya.
2.3 Penyelenggara survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Pembiayaan survei ini disediakan oleh Pemerintah Indonesia serta mendapatkan bantuan teknis dari United States Agency for International Development (USAID) melalui proyek Demographic and Health Surveys yang dilaksanakan oleh ICF dan berkantor pusat di Calverton, Maryland, Amerika Serikat.
Karakteristik dalam survei ini adalah dilakukan setiap 5 tahun sekali dan digunakan untuk mendapatkan profil kependudukan dan sosial ekonomi responden umur 15-49 tahun dan pria kawin umur 15-54. Survei ini juga menyediakan data base untuk pengolahan program, pengambil kebijakan, dan meneliti mengenai fertilitas, KB dan kesehatan pada tingkat provinsi dan nasional yang terbandingkan secara internasional. Kemudian memantau secara berkala perubahan kelahiran dan kematian.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Survei Sosial Ekonomi dan Nasional (SUSENAS) diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan nasional serta melakukan koreksi pada program yang sedang dilakukan. Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program pembangunan sektoral maupun lintas sektoral.
Karakteristik dalam Survei Sosial Ekonomi dan Nasional (SUSENAS) ini adalah mengambil sebagian objek populasi tetapi dapat mencerminkan populasi dengan memperhatikan keseimbangan antara jumlah variabel, akurasi, tenaga, waktu dan biaya. Survei ini dilaksanakan pengumpulan yang terdiri atas pengumpulan data dasar/pokok dan sasaran/khusus (modul), yang dilakukan setiap tahun dengan modul yang berbeda. Terdapat tiga modul yaitu modul konsumsi atau pengeluaran dan pendapatan rumah tangga, modul sosial budaya dan pendidikan, dan modul kesehatan dan perumahan (dimana modul yang sama akan berulang setiap tiga tahun sekali). Pelaksanaan survei pada setiap modul dilakukan secara bergantian 3 tahun sekali, dan setiap tahunnya modul yang digunakan untuk pengumpulan data dilakukan setiap triwulan, yaitu pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Data yang didapatkan akan menunjukkan persentase rumah tangga menurut status kepemilikan tempat tinggal yaitu bangunan yang merupakan milik sendiri, kontrakan, sewa, rumah dinas, dan lainnya.
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), khususnya pada bagian Subdiktorat Statistik Demografi setiap 5 tahun sekali setelah sensus penduduk. Survei Penduduk Antar Sensus ini dilakukan untuk memperkirakan jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk, menyediakan data perhitungan lintas meliputi angka kelahiran total (TFR), angka kelahiran kasar (CBR), dan lainnya. Kemudian survei ini juga menyediakan data untuk perhitungan parameter migrasi, mortalitas, dan memperbarui proyeksi penduduk yang disusun sebelumnya dan sebagai evaluasi berbagai program pemerintah.
Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI)
Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) merupakan masalah pembangunan yang penting. Pembinaan SDM seharusnya berawal sejak dalam kandungan dan berkesinambungan sampai usia lanjut. Indikator status kesehatan yang konvensional terdiri dari tingkat kesakitan, status gizi dan tingkat kematian. Upaya meningkatkan kesehatan dapat diidentikan dengan upaya penurunan resiko sakit dan peningkatan status gizi. Penduduk yang sehat memberikan sumbangan positif terhadap laju pembangunan. Profil Kesehatan diperlukan untuk estimasi prevalensi penyakit kronik dan tingkat ketidak mampuan (disability} sejalandengan lanjutnya usia penduduk. Penyajian informasi status kesehatan (disabilitas, tingkat kesakitan danstatus gizi) penduduk Indonesia, serta upaya pencarian pengobatan (rawat jalan, rawat inap, dan pengobatansendiri) merupakan tujuan studi ini. Pengukuran status disabilitas, kesakitan dan status gizi penduduk sebagai tolak ukur status kesehatan penduduk secara umum belum banyak ditelaah di Indonesia. Status disabilitas sebagai salah satu ukuran langsung dari kualitas hidup dan tingkat kemandirian juga penduduk masih belum banyak dianalisis. Studi ini merupakan suatu studi pendahuluan yang lebih banyak ditujukan untuk mengeksplorasi data untuk kepentingan analisis lebih lanjut. Hal ini terutama berkaitan dengan data hasil suatu survei yang relatif baru sehingga belum banyak yang menganalisisnya. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data hasil survei rumah tangga SAKERTI/IFLS 1993. Survei tersebut memuat informasi yang sangat luas, karena mencakup banyak aspek kehidupan rumah tangga, seperti kesehatan,  kelangsungan hidup bayi dan anak, pendidikan, migrasi, ketenagakerjaan, kelahiran, keluarga berencana,  sosial dan ekonomi. Banyaknya cakupan data tersebut mungkin dianggap sebagai keunggulan dari survey tersebut, namun sekaligus merupakan kekurangan dari survei tersebut. Misalnya dalam proses pengolahan data masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan baik menyangkut manajemen data maupun kualitas datanya. Aspek utama dalam survei SAKERTI 1993 adalah kesehatan, sehingga dalam proses eksplorasi data tersebut ditekankan pada aspek kesehatan. Secara umum tujuan dari studi ini adalah untuk memperoleh
Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS)
Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS) dalam penyelenggaraannya melibatkan potensi daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dan dipakai sebagai alat advokasi pemberdayaan dan pengembangan kapasitas daerah. Kemudian, survei ini juga bisa digunakan untuk memacu kemauan dan kemampuan suatu daerah untuk menyelenggarakan Survei Kesehatan Daerah (SURKESDA) untuk kebutuhan khusus suatu daerah.
Karakteristik SURKESNAS yaitu diselenggarakan secara berkelanjutan dalam siklus (putaran) tiga tahunan dan setiap tahunnya mengfokuskan pada berbagai masalah sesuai dengan kebutuhan program. Misalnya, mengumpulkan dan menganalisis data dasar untuk memberikan masukan program-program prioritas kesehatan masyarakat, memberikan saran berbagai pilihan program intervensi, dan juga menentukan kebutuhan data dasar untuk pembangunan kesehatan di tingkat nasional maupun regional. Kemudian, memantau program kesehatan dan menilai pencapaian program dalam kerangka Indonesia Sehat.
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik khususnya pada bagian Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Dimana data pada survei ini didapatkan melalui Sensus Penduduk, dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUSENAS).
Pada Survei Angkatan Kerja Nasional atau SARKESNAS dilakukan pendataan setiap semester, semester pertama dilakukan pada bulan Februari dan semester kedua dilakukan pendataan pada bulan Agustus. Pendataan ini dilakukan untuk memperoleh angka tahunan sebagai estimasi penyajian data sampai tingkat kabupaten/kota dan pada semester kedua bisa mendapatkan tambahan data pada tingkat provinsi. Pengumpulan data pada Survei Angkatan Kerja Nasional ini betujuan untuk memperoleh informasi data jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran dan penduduk yang pernah berhenti atau pindah bekerja serta perkembangannnya di tingkat kabupaten atau kota, provinsi, maupun nasional.
2.4 Karakteristik survei kependudukan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Mengkaji informasi seperti kelahiran, kematian, keluarga berencana, dan kesehatan.
Dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Mengkaji data seperti bidang pendidikan, kesehatan/gizi, perumahan, pendapatan rumah tangga, dan kegiatan sosial budaya.
Dilakukan setiap 3 tahun sekali.
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
Mengkaji data seperti kelahiran, kematian, dan perpindahan.
Dilakukan setiap 10 tahun sekali.
Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI)
Mengkaji data kehidupan rumah tangga.
Waktu pelaksanaan sesuai kebutuhan.
Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS)
Mengkaji data kesehatan secara nasional seperti kesehatan rumah tangga serta kesehatan ibu dan anak, dan sebagainya.
Dilakukan setiap 10 tahun sekali.
Dilaksanakan dengan cara wawancara, pemeriksaan, dan pengukuran fisik.
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
Mengkaji data jumlah penduduk bekerja, pengangguran, dan penduduk yang pernah berhenti atau pindah.
Dilaksanakan pada tingkat provinsi.
2.5 Informasi yang dikumpulkan pada saat survei kependudukan dilaksanakan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Pengumpulan Data
Tanggal Pengumpulan Data
Mulai Akhir Cycle
2003-04 2003-05 N/A

Jenis Pengumpulan Data
Wawancara langsung

Catatan Pengumpulan Data
PRETEST
BPS mengujicobakan kuesioner, form kontrol, dan pedoman pada bulan Agustus 2002 untuk mendeteksi kemungkinan masalah dalam terjemahan atau aliran kuesioner, serta untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk wawancara. Tujuan penting lainnya dari pretest adalah untuk mendapatkan pengalaman dalam operasi lapangan dan wawancara laki-laki, karena untuk pertama kalinya SDKI mencakup wawancara individu dengan laki-laki. Pretest berlangsung di dua provinsi, Jambi dan Kalimantan Selatan. Pelatihan pretest berlangsung dari 01-18 Agustus 2002 dengan hari terakhir digunakan untuk melatih supervisor dan editor untuk melakukan tugas mereka. Pelatihan dilakukan mengikuti prosedur pelatihan SDKI, termasuk presentasi kelas, wawancara tiruan, praktek lapangan dan tes. Pelatihan mencakup wawancara praktek menggunakan kuesioner dalam Bahasa Indonesia dan dialek lokal.
Di setiap provinsi, 12 orang dilatih, membentuk dua tim, masing-masing terdiri dari satu pengawas laki-laki, seorang editor lapangan perempuan, tiga pewawancara perempuan dan satu laki-laki pewawancara. Semua peserta adalah pegawai lapangan BPS.
Pretest lapangan berlangsung selama seminggu (22-30 Agustus 2002). Penelitian lapangan dilakukan di lingkungan perkotaan dan pedesaan. Di Kalimantan Selatan, satu blok sensus perkotaan dan dua blok sensus pedesaan dikunjungi. Dalam setiap blok sensus, 25 rumah tangga dipilih. Rumah tangga ini diwawancarai dengan menggunakan kuesioner rumah tangga, di mana semua perempuan yang pernah menikah usia 15-49 dan pria menikah usia 15-54 diidentifikasi. Dalam semua blok sensus terpilih, total 150 rumah tangga yang dikunjungi, 75 di Jambi dan 75 di Kalimantan Selatan. Instrumen survei diselesaikan setelah melalui diskusi dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Kesehatan.

PELATIHAN
Sebanyak 530 orang, 362 perempuan dan 168 laki-laki, berpartisipasi dalam pelatihan survei utama untuk pewawancara. Pelatihan bagi 23 provinsi berlangsung 30 September sampai 17 Oktober 2002, sedangkan untuk tiga provinsi baru, pelatihan diadakan pada bulan Februari 2003. Pelatihan dilakukan mengikuti prosedur pelatihan DHS termasuk presentasi kelas, wawancara tiruan, dan tes. Semua peserta dilatih menggunakan Kuesioner Perempuan. Setelah bahan-bahan untuk wawancara perempuan selesai, peserta laki-laki dilatih dalam melakukan wawancara menggunakan Kuesioner Laki-laki. Pelatihan mencakup wawancara praktek dalam Bahasa Indonesia dan bahasa daerah peserta.

KEGIATAN LAPANGAN
Data SDKI 2002-2003 dikumpulkan dengan 94 tim wawancara. Setiap tim terdiri dari satu pengawas tim, seorang editor lapangan, tiga pewawancara wanita dan satu laki-laki pewawancara. Kegiatan lapangan berlangsung selama periode lima setengah bulan, dari tanggal 21 Oktober 2002 sampai dengan 9 April 2003. Pada sebagian besar provinsi, pengumpulan data mengambil istirahat setidaknya selama satu bulan selama bulan puasa, yang jatuh pada awal November hingga awal Desember 2002. Di Riau, lapangan baru dimulai pada bulan Desember 2002. Di tiga provinsi, Bangka-Belitung, Banten, dan Gorontalo, pelatihan staf lapangan adalah pada Maret 2003 dan pengumpulan data dilakukan pada bulan April dan Mei 2003.
Kuesioner
SDKI 2002-2003 menggunakan tiga kuesioner yaitu Kuesioner Rumah Tangga, Kuesioner Perempuan untuk perempuan yang pernah menikah berusia 15-49 tahun, dan Kuesioner Pria untuk Laki-laki menikah berusia 15-54 tahun. Kuesioner Rumah Tangga dan Kuesioner Perempuan didasarkan pada kuesioner DHS Model "A" yang dirancang untuk digunakan di negara-negara dengan prevalensi kontrasepsi yang tinggi. Dalam konsultasi dengan BKKBN dan Kementerian Kesehatan, BPS memodifikasi kuesioner ini untuk mencerminkan isu-isu yang relevan dalam keluarga berencana dan kesehatan di Indonesia. Masukan juga diminta dari pengguna data potensial untuk mengoptimalkan SDKI dalam memenuhi kebutuhan negara untuk data kependudukan dan kesehatan. Kuesioner diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa nasional, Bahasa Indonesia.
Kuesioner Rumah Tangga digunakan untuk membuat daftar semua anggota rumah tangga dan pengunjung di rumah tangga terpilih. Informasi dasar yang dikumpulkan untuk setiap anggota rumah tangga yang terdaftar meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan kepala rumah tangga. Tujuan utama dari Kuesioner Rumah Tangga adalah untuk mengidentifikasi wanita dan pria yang memenuhi syarat untuk wawancara individu. Selain itu, Kuesioner Rumah Tangga juga mengidentifikasi perempuan yang belum menikah dan laki-laki usia 15-24 yang memenuhi syarat untuk wawancara individu dalam Survei Kesehatan Reproduksi Indonesia (SKRRI). Informasi tentang karakteristik unit hunian rumah tangga, seperti sumber air, jenis fasilitas toilet, bahan bangunan yang digunakan untuk lantai dan dinding luar rumah, dan kepemilikan berbagai barang tahan lama juga dicatat dalam Kuesioner Rumah Tangga. Item ini mencerminkan status sosial ekonomi rumah tangga.
Kuesioner Perempuan digunakan untuk mengumpulkan informasi dari semua perempuan yang pernah menikah wanita usia 15-49. Perempuan ditanyai tentang topik berikut:
• Karakteristik latar belakang, seperti usia, status perkawinan, pendidikan, dan akses media
• Pengetahuan dan penggunaan metode keluarga berencana
• Preferensi fertilitas
• Antenatal, pengiriman, dan perawatan setelah melahirkan
• Menyusui dan praktik pemberian makan bayi
• Vaksinasi dan penyakit anak
• Perkawinan dan hubungan suami istri
• Pekerjaan perempuan dan karakteristik latar belakang suami
• Kematian anak
• Kesadaran dan perilaku mengenai AIDS dan infeksi menular seksual lainnya (IMS)
• kematian saudara kandung, termasuk kematian ibu.
Kuesioner Laki-laki diberikan kepada semua laki-laki menikah usia 15-54 di setiap rumah tangga ketiga dalam sampel SDKI. Kuesioner Laki-laki mengumpulkan banyak informasi yang sama dalam Kuesioner Perempuan, tapi lebih pendek karena tidak mengandung pertanyaan tentang riwayat reproduksi, kesehatan ibu dan anak, gizi, dan kematian ibu. Sebaliknya, laki-laki ditanya tentang pengetahuan dan partisipasi mereka dalam mencari pelayanan kesehatan bagi anak-anak mereka.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Penanggung Jawab Kegiatan
PENYELENGGARA
Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan
PENANGGUNG JAWAB MASALAH TEKNIS
Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan
PENANGGUNG JAWAB METODE PENGUMPULAN DATA
Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan
PENANGGUNG JAWAB METODE PENGOLAHAN DATA
Subdit. Pengembangan Desain Survei dan Sensus
PENANGGUNG JAWAB SUMBER DANA
Subdit. Stat. Kesehatan dan Perumahan
Informasi Pengumpulan Data
PENJELASAN UMUM
Susenas telah menjadi rujukan utama untuk memenuhi kebutuhan pemerintah dalam mengimplementasikan pembangunan nasional agar sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Sembilan Agenda Prioritas atau Nawacita, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs). Setiap tahunnya, Susenas mengumpulkan data dan informasi pokok bidang sosial ekonomi seperti kependudukan, pendidikan, ketenagakerjaan, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, perumahan, perlindungan sosial serta konsumsi dan pengeluaran rumah tangga. Mengingat luasnya cakupan Susenas, maka tidak semua informasi dalam bidang sosial ekonomi dikumpulkan secara lengkap dan detail. Untuk menjawab kebutuhan berbagai kalangan, informasi lebih rinci terkait sosial ekonomi dicakup dalam modul yang dilaksanakan setiap tiga tahun. Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan (MKP) merupakan salah satu modul Susenas yang dilaksanakan bergantian dengan modul Susenas lainnya yaitu Modul Ketahanan Sosial (Hansos) serta Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP).

TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
Memperoleh Statistik Kesehatan dan Perumahan yang lebih detail dan belum dicakup di Susenas Maret 2019
FREKUENSI KEGIATAN
Tiga Tahunan
RIWAYAT KEGIATAN
Susenas MKP dilaksanakan pada bulan September 2019 merupakan Susenas MKP ke-9 sejak dilaksanakan pertama kali pada tahun 1992.
PERUBAHAN YANG TERJADI DARI KEGIATAN SEBELUMNYA
Berdasarkan hasil pembahasan melalui beberapa tahapan diskusi yang melibatkan kementerian/lembaga terkait, perubahan pada Kuesioner Susenas MKP 2019 yaitu sebagai berikut:
Perubahan komposisi pertanyaan pada Blok Pendidikan dan Ketenagakerjaan.
Penambahan rincian pertanyaan terkait pada biaya pengeluaran kesehatan yang dibayar sendiri atau Out of Pocket (OOP) yang dirinci berdasarkan individu dan fasilitas kesehatan.
Pertanyaan terkait kesehatan ibu dan anak difokuskan pada variabel-variabel yang mempengaruhi kematian ibu, anak, serta stunting.
Penambahan Blok Posyandu dan Status Kehamilan.
Penambahan rincian pertanyaan perumahan yang ditujukan untuk menggambarkan indikator rumah layak yang memenuhi syarat kesehatan.
Perubahan pertanyaan mengenai keterjangkauan pembelian rumah dan pertanyaan-pertanyaan terkait kesehatan lingkungan.
Penggabungan pada Blok Fasilitas Bangunan, Blok Sanitasi dan Blok Air Minum menjadi Blok Kondisi dan Fasilitas Bangunan.
Penambahan rincian pertanyaan terkait jaminan sosial ketenagakerjaan.
Penambahan pertanyaan terkait jenis kredit usaha rumah tangga dan rinciannya.
Pengurangan Blok Perilaku Merokok.
Pengurangan Blok Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Pengurangan Blok Rasa Aman.
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
- Semesteran

TIPE PENGUMPULAN DATA
Cross Sectional
REFERENSI YANG DIGUNAKAN
UNICEF, SDGs INDONESIA, WHO, RPJMN 2020-2024
KLASIFIKASI YANG DIGUNAKAN
Klasifikasi/Master Wilayah : MFD Tahun 2019
Klasifikasi/Master Komoditas : Klasifikasi Baku Pengeluaran/Konsumsi Rumah Tangga Indonesia 2003
Klasifikasi/Master Lapangan Usaha : KBLI 2015
Klasifikasi/Master Lainnya : -
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
Pertama, SUPAS2015 dirancang untuk dapat menyajikan data kematian ibu yang lebih akurat, baik di tingkat nasional maupun sampai tingkat wilayah (gabungan beberapa provinsi), sehingga jumlah sampel yang tercakup dalam SUPAS2015 mencapai 652.000 rumah tangga. Metode pengambilan sampel SUPAS2015 mempertimbangkan indeks kesejahteraan rumah tangga yang bersumber dari data SP2010.
Kedua, untuk menghindari adanya undercounted kejadian kematian (kejadian kematian yang tidak tercatat), SUPAS2015 menerapkan dua metode pengumpulan data kematian, yaitu metode langsung, yaitu merekam kejadian kematian yang terjadi di rumah tangga sampel, maupun metode tidak langsung, yaitu merekam kejadian kematian dari saudara responden perempuan.
Ketiga, pencacahan penduduk pada kegiatan SUPAS2015 dilakukan dengan cara de jure dan de facto. Konsep de juredigunakan untuk mencatat seseorang biasanya menetap/bertempat tinggal (usual residence). Konsep de facto digunakan untuk mencatat penduduk dimana ditemui saat pencacahan (tadi malam menginap). Mencatat tamu yang menginap bertujuan untuk memperbesar jumlah sampel terkait penghitungan indikator fertilitas. Hal serupa juga dilakukan pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
Keempat, selain mengumpulkan data kependudukan yang sama seperti SUPAS sebelumnya, yaitu mencakup: keterangan pokok penduduk, lansia, kelahiran, kematian, kematian ibu,perpindahan penduduk, ketenagakerjaan, dan fasilitas perumahan,SUPAS2015 juga mengumpulkan informasi mengenai: migrasi keluar internasional, perubahan iklim, dan disabilitas. Ketiga informasi baru tersebut dikumpulkan guna memenuhi kebutuhan data untuk merancang kebijakan yang sesuai dengan programSustainable Development Goals (SDGs). Capaian dan target SDGs merupakan integrasi dari capaian dan target dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta mengenali keterkaitan ketiga aspek tersebut dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di semua dimensi.
Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI)
informasi-informasi dari rumah tangga yang dikumpulkan secara terperinci pada survei rumah tangga SAKERTIM mencakup berbagai macam aspek kehidupan rumah tangga, termasuk indikator-indikator kesejahteraan ekonomi dan sosial antara lain konsumsi, pendapatan, harta kekayaan, partisipasi tenaga kerja, pendidikan, migrasi, kesehatan, penggunaan fasilitas kesehatan, asuransi kesehatan, sejarah perkawinan, kehamilan, penggunaan kontrasepsi, pengambilan keputusan, partisipasi masyarakat dan sebagainya. Keterangan ini diperoleh baik melalui wawancara dengan kepala rumah tangga maupun wawancara dengan masing-masing anggota rumah tangga di rumah tangga-rumah tangga terpilih.
Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS)
Umum:
Mendapatkan informasi/data mengenai morbiditas dan disabilitas.
Khusus:
1. Mengukur prevalensi penyakit menular
2. Mengukur prevalensi penyakit tidak menular
3. Mengukur prevalensi disabilitas
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
Penanggung Jawab Kegiatan
PENYELENGGARA
Subdit. Stat. Ketenagakerjaan
PENANGGUNG JAWAB MASALAH TEKNIS
Subdirektorat Statistik Ketenagakerjaan
PENANGGUNG JAWAB METODE PENGUMPULAN DATA
Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei
PENANGGUNG JAWAB METODE PENGOLAHAN DATA
Direktorat Sistem Informasi Statistik
PENANGGUNG JAWAB SUMBER DANA
Subdirektorat Statistik Ketenagakerjaan

Informasi Pengumpulan Data
PENJELASAN UMUM
Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), dan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Dari survei-survei tersebut, hanya Sakernas yang dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan antarperiode pencacahan.
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
Secara umum, tujuan pengumpulan data melalui Sakernas Semesteran 2017 adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang berkesinambungan. Secara khusus, untuk memperoleh informasi data jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran dan penduduk yang pernah berhenti/pindah bekerja serta perkembangannya di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Sakernas semester I (Februari) sebanyak 5.000 blok sensus menghasilkan estimasi level provinsi, sedangkan Sakernas semester II (Agustus) sebanyak 20.000 blok sensus menghasilkan estimasi level kabupaten/kota.
FREKUENSI KEGIATAN
Lainnya
RIWAYAT KEGIATAN
Kegiatan pengumpulan data ketenagakerjaan pertama kali dilaksanakan tahun 1976, namun baru sejak tahun 1986 dilakukan secara periodik. Sampai dengan saat ini, Sakernas mengalami berbagai perubahan baik dalam periode pencacahan maupun cakupan sampel wilayah dan rumah tangga. Tahun 1986 sampai dengan 1993 Sakernas dilaksanakan secara triwulanan, tahun 1994 sampai dengan 2001 secara tahunan setiap bulan Agustus, dan 2002 sampai dengan 2004 selain secara tahunan juga dilaksanakan secara triwulanan. Mulai tahun 2005-2010 Sakernas dilaksanakan secara semesteran, yakni semester I pada bulan Februari dan semester II pada bulan Agustus. Tahun 2011-2014, Sakernas dilaksanakan triwulanan, yaitu pada Februari, Mei, Agustus, dan November. Sejak tahun 2015, Sakernas kembali dilaksanakan semesteran yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
PERUBAHAN YANG TERJADI DARI KEGIATAN SEBELUMNYA
Pada Sakernas Semesteran 2018 terintegrasi dengan Survei Pekerja Informal (SPIN) 2018. Sakernas Semesteran 2018 terdapat penambahan pertanyaan untuk menangkap informasi pekerja berbasis online dan program padat karya. Pada SPIN 2018 terdapat beberapa informasi penting yang dikumpulkan terutama yang berkaitan dengan karakteristik pekerja informal.
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
- Semesteran
TIPE PENGUMPULAN DATA
Longitudinal dan Cross Sectional
REFERENSI YANG DIGUNAKAN
Kemennakertrans dan International Labour Organization (ILO)
KLASIFIKASI YANG DIGUNAKAN
Klasifikasi/Master Wilayah : Master File Desa 2016
Klasifikasi/Master Komoditas : -
Klasifikasi/Master Lapangan Usaha : KBLI 2015
Klasifikasi/Master Lainnya : KBJI 2014
2.6 Instrumen yang Digunakan survei kependudukan dilaksanakan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Dengan mengumpulkan data dengan cara survey langsung dan wawancara mengenai hal hal berikut :
fertilitas dan mortalitas
prevalentasi kontrasepsi
kesehatan ibu dan anak
kesehatan produksi
penggunaan obat terlarang
kelahiran yang tidak diinginkan
Prefelensi fertilitas
 peranan media, masyarakat dan sekolah
fasilitas rumah tangga
kesehatan lingkungan rumah
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Instrumen yang digunakan Pedoman Pencacahan Modul Ketahanan Sosial 2014 dan kuesioner VSEN14.HANSOS
Metode pengumpulan data : Wawancara Langsung
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
Kuesioner dan Buku Pedoman
Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI)
buku instrumen yang mencakup rincian dari Form Sampling, Buku Karakteristik Masyarakat Desa (Kamades), Buku Fasilitas Kesehatan dan buku Fasilitas Sekolah (A,B,C dan D), dan Buku Harga
Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS)
Instrumen yang digunakan
Wawancara dengan menggunakan kuesioner Studi Morbiditas dan Disabilitas 2001.
Pemeriksaan fisik dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan stetoskop, tongue spatel, palu reflek, senter, kaca mulut, sonde gigi, garpu tala, buku ishihara, kartu snellen, sphygmomanometer, pita ukur, uniscale, microtoise.
Laboratorium darah:
- Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Hemocue.
- Kolesterol dan kadar gula darah puasa menggunakan accutrend GC.
Diagnosa menggunakan:
- Klasifikasi penyakit yang dipakai adalah International Classification of Diseases 10 (ICD-10)   kategori 3 karakter 22
- Klasifikasi disabilitas adalah International Classification of Functioning Disability and Health (ICF) kategori level 2.
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
Sketsa peta (SP2010-WB/ST2013-WB) sebagai mengenali wilayah tugas
Daftar SAK17.P sebagai pemutakhiran rumahtangga
Daftar SAK17.DSRT sebagai pencatatan rumah tangga terpilih
Daftar SAK17.AK sebagai pencacah rumah tangga terpilih
Buku pedoman pencacah sebagai pedoman pencacah sakernas 2017
Buku pedoman pengawas sebagai pedoman pengawasan sakernas 2017
Buku pedoman kepala sebagai pedoman penyelenggaraan pelatihan, pengawasan, dan pengolahan sakernas 2017
Buku saku sebagai pedoman singkat

2.7 Contoh Kuesioner survei kependudukan dilaksanakan yang meliputi (SDKI, SUSENAS, SUPAS, SAKERTI, SURKESNAS, dan SARKESNAS)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Contoh quisioner SDKI





























Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

















Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)

Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI)







Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS)






Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu antara lain :
Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pesatnya perkembangan jumlah penduduk di samping masih tingginya angka kelahiran juga disebabkan oleh urbanisasi, migrasi pencari kerja dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena Kota Medan merupakan Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara, kota perdagangan, kota industri, dan pusat pemerintahan.
Angka beban tanggungan di Kota Medan untuk tahun 2005 sebesar 46 orang, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 46 orang yang tidak produktif.






















BAURAN PEMASARAN DAN STP ( SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING)

 B auran pemasaran Produk Beberapa varian rasa yang ditawarkan, yaitu espreso, americano, coffe late, capucino, praffe. kami akan meluncurka...